Perkembangan global tidak hanya membutuhkan manusia yang cerdas namun juga membutuhkan manusia yang bermoral. Manusia yang bermoral tidak muncul begitu saja. Sekolah menjadi salah satu lembaga pendidikan yang berperan penting dalam menanamkan nilai-nilai moral dalam mempelajari nilai-nilai moral peserta didik, tidak hanya tahu dan melakukan tanpa tahu maksud dan tujuan nilai tersebut dilakukan. Nilai moral tersebut dapat ditanamkan dan dikuatkan membaca bacan atau wacana secara kritis atau yang di sebut dengan literasi.
Literasi termasuk agama perlu perlu diajarkan kepada peserta didik agar mereka dapat hidup di tengah-tengah masyarakat moderen ini. Literasi agama selain membutuhkan minat membaca juga melatih peserta didik untuk bisa mengkristisi sumber ilmu terkait keagamaan atau nilai-nilai yang dia dapatkan baik dalam bentuk teks (buku), lisan, visual, maupun digital.
Pendidikan moral berawal dari kesadaran pribadi, karena suatu masalah dikembalikan pada diri pribadi, kepercayaan, tingkah laku, pada kepribadian watak. Sebuah contoh menegaskan bahwasanya moral seorang (anak) itu bisa jadi berbeda dengan orangtuanya. Ada pun cara mendidik moral haruslah melibatkan peran-peran tersebut, yaitu peran orang tua, pendidikan, lingkungan masyarakat dan agama.
Peran orang tua, merupakan orang yang pertama dalam berperan mendidik moral anak. Apa yang dibuat, dikatakan atau dilarang orang tua akan dipatuhi oleh anak. Sebaliknya, jika orangtua perintah kepada anak tapi orang tua tersebut tidak pernah melakukannya. Misal, seorang ibu merintah anaknya untuk belajar tetapi ibu tersebut justru menonton Tv, maka anak tersebut akan membangkang atau sulit melakukan bahkan tidak mau melakukan sesuatu yang diperintahkan oleh ibu tersebut. Peran pendidikan di sini di maksud adalah pendidikan merupakan bagian peran penting di kehidupan setiap orang di muka bumi ini, perang pendidikan ini juga harus di sertai dukungan dari orang-orang sekitar kita nilai moral yang dimiliki seseorang cendurung diperoleh dari lingkungan di sekitar kita.