Kita sering salah?, kita sering lupa?, wajar karena kita manusia. Manusia sering salah dan lupa karena memang manusia tempatnya salah dan lupa. Hakikat manusia merupakan inti dari kemanusiaan manusia itu sendiri. Dari awal penciptaannya, dalam kondisi keberadaannya diatas  muka bumi, sama dengan perjalanannya kembali ke sang maha pencipta yakni Allah Azza Wajalla. Manusia memperoleh kehormatan dan kesempatan untuk mengaktualisasikan hakikat dirinya itu dalam keseluruhan proses kehidupan yang dijalaninya di dunia dan berlanjut di kehidupan akhirat. Dengan berbekal hakikat yang selalu melekat pada dirinya, manusia dapat mengembangkan hidupnya di atas bumi ini.  Dengan mewujudkan hakikat dirinya, manusia akan dapat menemukan kehidupan di dunia dan di akhirat sesuai dengan tujuan penciptaan manusia yaitu kehidupan yang mulia, bermartabat dan membahagiakan.

Walaupun dalam kenyataannya manusia terkadang lupa akan dirinya, asal dari mana?, sedang dimana?, dan akan kemana? dan harus bagaimana?. Selain itu manusia tak jarang melakukan kesalahan-kesalahan. baik kesalahan terhadap tuhan, kesalahan terhadap sesama ataupun kesalahan terhadap makhluk lainnya. Dengan demikian manusia yang keluar dari kemanusiaanya disebut manusia yang lupa akan dirinya. Lupa dia berasal dari tempat yang suci yakni surga di cipta oleh Allah di alam Ruh sebelum masuk kealam selanjutnya yakni alam Rahim. Kemudian memasuki alam selanjutnya yakni alam yang sedang kita jalani saat ini yaitu alam sandiwara yakni dunia. Di duniapun tidaklah kekal, karena tidak ada manusia dan satu makhluk pun yang kekal dan abadi di muka bumi ini. Karena setiap yang bernyawa pasti akan merasakan yang namanya kematian termasuk manusia didalamnya. Artinya kita kembali kepada tuhan sang pencipta yakni Allah Azza wajalla. Yang menjadi pertanyaan apakah kita kembali dalam keadaan mendapatkan ridhaNya?.

Manusia ketika telah berpisah antara ruh dan jasadnya yakni kematian, selanjutnya manusia akan memasuki alam barzah atau alam kubur. Setelah alam kubur kemudian meunggu masa kehancuran alam semesta yang disebut kiamat, Manusia memasuki alam selanjutnya yakni alam akhirat. Di Akhirat kelak Allah sediakan dua tempat pilihan manusia sesuai amalnya. Apabila amalnya baik dapat kerihaanNya, maka di sediakan surga dan apabila buruk amal amalnya, maka disediakan Neraka sebagai balasanya. Manusia yang mengenal dirinya. Dia berasal dari tempat yang suci, kemudian sekarang dia berada di dunia dengan segala gemerlap dan fatamorgana didalamnya. Dia harus mempertahankankan kesuciannya walaupun terkadang kesuciannya ternodai oleh kesalahan dan kekhilipannya. Akan tetapi dia mau berusaha memperbaiki kesalahan dan mensucikan dirinya kembali. Karena pada dasar manusia memang tempatnya salah dan lupa, akan tetapi harus diingat “sebaik-baiknya orang adalah yang yang mengetahui kesalahannya dan setelah mengtahui kesalahannya dia mau mengakui kesalahannya dan mau meminta maaf dan memperbaiki kesalahan tersebut dengan terus berlajar dan berusaha malakukan kebaikan”. Baik itu kepada sesama manusia maupun terhadap Tuhan. Dengan demikian manusia yang seperti itu akan dapat kembali kepada sang pencipta dan mendapatkan keselamatan dan kenyamanan dalam pergaulan dengan sesama Insan dengan mengetahui dan memahami dirinya. Bukan sebaliknya tidak mau tau tentang dirinya dan tidak mau kembali kepada hakikat dirinya sebagai makhluk yang paling mulia yang di cipta oleh yang sang Kholiq, Allah Azza wajalla. Tetaplah terus belajar memahami diri dan memahami orang lain, Karena orang yang mengenal dirinya akan mengenal Tuhannya.  “ jangan lupa dan malas untuk kembali”.

389 Views

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *